Total Tayangan Halaman

Minggu, 15 April 2012

Resume Semiotika ^^


RESUME BUKU

TANDA-TANDA
dalam
KEBUDAYAAN KONTEMPORER
Suatu Pengantar Semiotika
(Arthur Asa BERGER)

Dosen Pengampu : Drs. Aloysius Indratmo, M.Hum.




Disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Semiotika

Oleh :

DWI MARYANI
C0109009



JURUSAN SASTRA JAWA
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012


BAB I
DEFINISI

Pengertian Tanda
Ø  Tanda adalah sesuatu yang berdiri pada sesuatu yang lain atau menambahkan dimensi  yang berbeda pada sesuatu dengan memakai segala apapun yang yang dapat dipakai untuk mengartikan sesuatu hal yang lainnya.
Ø  Menurut C.S. Pierce menyebut tanda sebagai suatu pegangan seseoranng akibat keterkaitan dengan tanggapan atau kapasitasnya (1958, 2: 228).

Penggunaan tanda pada pada bidang gulat profesonal. Hal yanng dibahas bukan gulat dari sisi olahraga namun dari sisi teknik suatu pementasan yang bersifat teaterikal yang dimanifestasikan dalam olahraga semu. Dalam essainya “Dunia Gulat” (yang dimunculakn dalam Mitologi). Roland Barthes membicarakan “pembusukan dan kualitasb verikal banjir cahaya” dalmn dunia gulat. :Gulat mengikutsertakan tentang sifat pertunjukan dengan pencahayaan yang besar, drama Yunani dan adu sapi yang kedua-duanya merupakan sebuah pertunjukan yang memunculkan emosi penonton tanpa ketenangan (1972:15). Jadio pencahayaan dalam gulat sama juga dalam pementasan drama yanng bersifat sangat penting dan memiliki efek yang mendalam pada respons ewmosi bila dilihat dari sudut pandang pementasan tersebut.
Herbert Zelth dalam Sight, Sound, Motion mengatakan “Cahaya sebagaimana musik dapat menbangkitkan berbagai perasaan khusus yang besar pada diri kita.”
            Struktur dunia gulat menurut Barthes. Psikologi pergulatan, karena itu, merupakan sebuah tanda yang penting bagaikan sebuah biji yang mengisi seluruh pertarungan (1972:18).
            Semiologi adalah stusdi sistematis suatu tanda-tanda. Secara harafiah semiologi adalah “kata-kata mengenai tanda-tanda”. Kata semi berasal dari bahasa latin semeion yang artinya tanda.
            Menurut buku Course in General Linguistik karanngan Ferdinand de Sausure dari Swiss. Bahasa dalah suatu sistem tanda yang mengekspresikan ide-ide dan oleh karena itu dapat dibandingkan dengan sistem tulisan, huruf-huruf untuk orang bisu atau tuli, simbol-simbol keagamaan, aturan-aturan sopan santunm, tanda-tanda kemiliteran dsb.
            Menurut Umberto Eco dalm bukunya A Theory of Semiotics. Semiotika berkaitan dengan segalah hal yang dapat dimaknai suatu tanda-tanda. Tanda adalah segala sesuatu yang dapat dilekati (dimaknai sebagai penggantian yanng signifikan untuk sesuatu yang lainnya)






















BAB II
BAGAIMANA TANDA-TANDA BEKERJA

Pendekatan penting terhadap tanda-tanda :
1.      Pendekatan berdasarkan pandangan Saussure
Mengatakan bahwa tanda-tanda disusun dari dua elemen, yaitu asoek citra tentang bunyi dan sebuah konsep di mana citra-bunyi disandarkan.
“Saya menyebut kombinasi konsep dan citra bunyi sebagai tanda, namun dalam penggunaan dewasa ini, dalam istilah umum, hannya dinamakan cutra-bunyi.  Sebuah kata yang digunakan untuk contoh (arbor [pohon], dsb). Orang cenderung melupakan bahwa kata arbor dinamakaan tanda hanya karena kata tersebut mengandung konsep tentang pohon (Tree), akibatnya konsep tentang ide panca indera secar tak lamngsung menyatkan bagian ide tentang keseluruhan.”
Ambiguitas akan muncul bila ketiga makna yang tercakup di sini ditandai dengan tiga makna yang masing-masinng maknanya berlawanan satu sama lain. Saya bermaksu memastika bahwa kata “tanda” (signc) itu untuk menyusun keseluruhan dan untuk menggantikan konsep dan citra bunyi masing-masing dengan “petanda” (signific) dan “penanda” (signifian). Kedua istilah terakhir lebih menguntungkan untuk mengindikasikan oposisi keterpisahannya dari aspek yang lain dan dari aspek keseluruhan yang membangunnya (1966:67).

Saussure menggunakan diagram-diagram berikut untuk menggambarkan gagasannya (1966:66-67)
“tree”

arbor


arbor
Concept

Sound Image
 





Diagram berikut menggambarkan kesatuan tanda, penanda, dan petanda. Saussure berkat bahwa tanda-tanda itu seperti lembaran kertas. Satu sisi adlah petanda dan sisi lain petanda dan kertas itu sendiri adalah tanda.

T A N D A
Penanda
petanda
Citra-bunyi
Konsep


Kita tak dapat memisahkan penanda dan petanda dari tanda itu sendiri. Petanda dan penanda membentuk tanda.

2.      Pendekatan menurut Charles Sanders Pierce (1839-1914)
Pierce mengatakan bahwa tanda berkaitan dengan dengan objek-objek yang menyerupainya, keberadaannya memiliki hubungan sebab akibat dengan tanda-tanda atau karena ikatan konvensional dengan tanda-tanda tersebut. Ia menggunakan istilah ikon untuk kesamaannya, indeks untuk hubungan sebab akibat, dan simbol untuk asosiasi konvensional
Trikotomi Ikon/Indeks/Simbol Pierce
Tanda                Ikon                          Indeks                                Simbol       
Ditandai             Persamaan                 Hub. Sebab-akibat              Konvensi
dengan               (kesamaan)                                                         
Contoh              Gambar-gambar        Asap/api                             Kata-kata
                          Patung-patung           Gejala/penyakit                  Isyarat
                          tokoh besar
                          Foto Reagan              (Bercak merah/
                                                           campak)
Proses                Dapat dilihat             Dapat diperkirakan             Harus
                                                                                                   dipelajari   
           
            Tabel ini berasal dari pernyataan Pierce bahwa :
Sebuah anallisis tentang esensi tanda ... mengarah pada pembuktian bahwa setiap tanda ditentukan oleh objeknya. Pertama, dengan mengikuti sifat objeknya, ketika saya menyebut tanda sebuah ikon. Kedua, menjadi kenyataan dan keberadaannya berkaitan dengan objek individual, ketika saya menyebut tanda sebuah indeks. Ketiga, kurang lebih, perkiraan yang pasti bahwa hal itu diinterpretasikan sebagai objek denotatif sebagai akibat dari suatu kebiasaan (di mana istilah yang saya gunakan sebagai cakupan suatu sifat alami). Ketika saya menyebut tanda sebuah simbol. (Dikutip dalam J. Jay Zenon. “Pierce’s Theory of Sign” dalam T. Sibeok, A perfusion of Signs, 1977:36)


















Sherlock Holmes: Master Semiotik/Semiologi*
            Daya tarik terbesar dari Sherlock Holmes adalah kemampuannya menemukan arti dari sesuatu hal yang tampaknya tak ada.
Analisis Semiotik Holmes dari Topi dalam The Blue Carbuncle (Bisul Biru).
Karakteristik-karakteristik                          BAAlasan di ballik penyimpulan
petanda manusia                                        penanda
Orang pandai                                             Kapasitas topi berbentuk kubik, “Seseorang         
                                                                  dengan ukuran otak yang sedemikian
                                                                  besar pastilah memiliki kecerdasan”

Kemerosotan dalam nasib                          Topi itu sudah tiga tahun, sangat berkualitas
                                                                  dengan baik sutera yang mempesona dan
                                                                  garis yang bagus. Namun orang itu belum
                                                                  sanggup membuat sesuatu yang baru.

Kemasan                                                    Orang itu telah memiliki pengamanan topi
                                                                  yang diletakkan dengan susunan tertentu
                                                                  karena topi itu tak kembali pada pemiliknya.

Kemunduran moral                                    Karetakan elastis pada pengaman topi tidak
                                                                  dibetulkan.
Potongan rambut sekarang ini                    Pangkal rambut dipotong lebih bersih
                                                                  dengan gunting tukang cukur yang
                                                                  menempel pada pangkal lebih bawah
                                                                  dari lingkaran topi.

Penggunan lem/krim perekat                      Dirasakan polanya
Sedikit bepergian                                       Debu pada topi adalah debu rumah berwarna
                                                                  coklat dan bukannya debu sehingga bisa
                                                                  melekat lebih lama.

Isteri berhenti mencintainya                       Topi tak disikat beberapa minggu

Tak terbiasa                                               Sangat banyak cairan .. cucuran keringat
                                                                  tidak begitu terlihat

Tak ada gas di rumah                                 Noda yang semakin bertambah dari lilin
                                                                  menunjukkan bahwa dia membaca dengan
                                                                  cahaya lilin dan bukan dengan lampu gas.











BAB III
LAMBANG-LAMBANG, SIMBOL-SIMBOL,
DAN TANDA-TANDA

            Sebuah simbol, dari perspektif Saussurean, adalah sejenis tanda di mana hubungan antara petanda dan penanda seakan-akan bersifat arbriter. Konsekuensinya hubungan kesejarahan mempengaruhi pemahaman kita.
            Sebuah simbol, dai perspektif lita, adalh sesuatu yang memiliki sifnifikansi dan resonansi kebudayaan. Simbol tersebut memiliki kemampuan untuk mempengaruhi dan juga memiliki makna yang dalam.
            Clifford Geertz dalam tulisan The Interpretation of Cultures mengemukakan bahwa simbol-simbol membantu kita tanggap terhadap sesuatu serta mempertajam tingkah laku dan prestasi kebudayaan. Sebuah sinyal, sebagaimana istilah itu dipahamidalah semacam tanda yang digunakan untuk membangkitkan respons tentang berbagai ha. yang penting adalah adanya pemahaman di antara semu yang terlibat dalam sinyal  yang diberikan dapat mempengaruhi tindakan tertentu. Suatu sinyal adalah penanda yang berfungsi sebagai perangsang di mana peristiwa-peristiwa harus ditanggapi.

Istana Tanda-tanda
            Buku Empire of Signs karya Roland Barthes adalah buku yang menganalisis semiologis tentang kebudayaan Jepang dan merefleksikan ketertarika Barthes pada Jepang.









BAB IV
BENTUK TANDA-TANDA

Berbagai tanda dalam kehidupan sehari-hari
1.      Tanda-tanda periklanan. Dalam Webster’s Ninth New Collegiate Dictionary, reklame adalah papan bertullis atau penunjuk yang digunakan  untuk mengiklankan perusahaan dan memepunyai unsur aspek komersial. Selain itu juga menggunakan unsur aspek keindahan yang digunakan untuk menbangkitkan kesan sehingga orang akan tertarik dan akan mengingatnya.
2.      Objek dan Budaya Material. Artefak dan objek-objek yang lain memberikan banyak informasi. Semua gejala berarti sesuatu yang menolong kita untuk mengetahui apa yang dimiliki atau digunakannya. Benda-benda tersebut memberi kita perasaan atau pesan tertentu.
3.      Aktivitas-aktivitas dan Penampilan-penampilan. Suatu yang kita kerjakan menandai sebua keputusan yang besar.
4.      Suara dan Musik. Digunakan untuk membangkitkan respon emosional, berdasarkan asosiasi-asosiasi yang ditimbulkan secra kultural.
           
           




















BAB V
ASPEK-ASPEK VISUAL TANDA-TANDA

Variasi-variasi aspel visual tanda sebagai bahan pertimbangan di berbagai analisis:
1.      Penggunaan Warna. Perbedaan warna (paling tidak di dunia Barat) cebderung menimbulkan perbedaan emosi-emosi. Warna merah, memberi kesan nafsu atau bahaya, panas dan emosi-emosi yang terkait. Warna biru menimbulkan suasana dingin, tenang dan halus. Warna violet berhubungan dengan kekayaan dan kerajaan. Namun demikian, tidak ada hubungan alamiah antara warna dan persaan yang digambarkan oleh warna itu. Misalnya di Barat kita menggunakan warna hitam bila kita berduka cita, tetapi di luar kebudayaan Barat adalah tanda keletihan.
2.      Ukuran. Ukuran mengacu pada dimensi-dimensi yang diberikan serta pada unsur-unsur keterkaitan antara tanda dan sistem tanda. Variasi bentuk tanda bermacam-macam dari yang terkecil hingga ukuran paling besar (supergrafik). pada supergrafik perbedaan skala menjadi hal yang penting. Dalam bentuk ini, kata-kata dapat dibentuk hingga memiliki nilai seni. Perubahan skala ukuran lebih menekankan nilai keindahan daripada fungsinya sebagai sarana komunikasi.
3.      Ruang Lingkup. Hubungan di antara unsur-unsur dalam periklanan. Miasal tanda-tamda iklan kosmetik dalam majalah terkenal memiliki bentu yang sederhana dan memiliki banyak ruang kososng. Ruang kososng itu sendiri merupakan tanda tentanng keanggunan kualitas dan selera tinggi.
4.      Kontras. Perbedaan antara elemen-elemen dalam sebuah tanda yang ada dalam istilah-istilah seperti warna, ukuran, ketajaman, dan tekstur. Kontras digunakan untuk “ketelitian” persepsi dan karenana menimbulkan “tampilan”. Kesemerawutan adalah lawan dari kontras.
5.      Bentuk. Bentuk memainkan peranan penting dalam memunculkan arti dalam iklan. Misal, garis besar pada jantung pada hari Valentine, harus diasosiasikan dengan cinta. Warna merah pada jantung mengartikan “cinta” yang banyak dijumpai dalam stiker, iklan, dsb. Dalam hal ini arti bentuk dari jantung pada Hari Valentine adalah Simbol dan bukan ikon. Sebuah gambar jantung tidak tampak seperti Hari Valentine. Dalam hal lain arti pokok dari ikonitas adalah bentuk.





























BAB VI
PERMASALAHAN TANDA-TANDA

Masalah-masalah yang dihadapi dalam menggunakan tanda :
1.      Pengacauan. Tekana pada tanda-tanda yang bersaing mencegah suatu tanda memilliki pengaruh yang penuh, Misal, jalan raya di kota-kota yang dipadati reklame untuk restoran, toko, motel dsb. Persaingan untuk mencari perhatian mengarah pada situasi pengacauan akibat kelebihan muatan informasi. Kita tak dapat menyerap informasi sebagaimana mestinya, dan bahakan pesan-pesan yang akan disampaikan menjadi tak jelas.
2.      Kerancuan Kode. Seandainy ada perbedaan antara kode pembuat tanda-tanda dan kode dari pemakai tanda, maka di situ akan ada sedikit komunikasi. Orang bebicara dengan bahasa yang berbeda. Keterputusan komunikasi juga akan terasa ketika orang berbicara meskipun denga bahasa yang sama sebagai akibat adanya perbedaan pendidikan, level kelas dan latar belakang budaya. sebuah kata yang disampaikan dapat berbeda pengertiannya bila diterim aatau dipahami oleh orang yang kelasnya berbeda.
3.      Perubahan. Perubahan arti terjadi bila tanda-tanda dianggap tidak sesuai lagi oleh orang=orang yang menggunakannya dalam cara yang berbeda. Permasalahan tanda yang dihadapi orang adalah bahwa tanda-tanda dapat sesuai dengan maksudnya, namun tanda tak akan sesuai lagi bila terjadi ketumpang tindihan dan tanda-tanda itu akan kehilangan kemampuannya untuk menyampaikan informasi secara memadai.
4.      Abiguitas dalam tanda-tanda. Tanda-tanda seringkali bersifat ambigu. Adanya kondisi-kondisi di man satu tanda memiliki banyak penanda. Kedaan di mana sejumlah tanda-tanda yang berlainan dapat diungkapka dengan satu tanda.



BAB VII
DENOTASI DAN KONOTASI

            Dalam semiologi, makan denotasi dan konotasi memegang peranan penting jika dibandingkan dengan peranannya dalam ilmu llinguistik. Makna denotasi bersifat langsung, yaitu makna khusus yang terdapat dala sebuah tanda, dan pada intinya dapat disebut sebagai gambaran sebuah petanda. Sedangkan makna konotatif akan sedikit berbeda dan akan dihubungkan dengan dengan kebudayaan yang tersirat dalam pembungkusnya-tentang makna yang terkandung di dalamnya
            Dalam buku yang berjudul Mythologies karya Barthes, menampilkan sebuah contoh berikut :
Saya berada di sebuah tempat pemangkasan rambut, dan disodori foto-copyan majalah Paris-Match. Pada halaman sampul terpajang wajah seorang prajurit negro yang berkebangsaan Perancis sedang menghormat dengan matanya memandang ke atas, mungkin dalam warna aslinya berasal dari gabungan tiga macam warna. Ketiga warna tersebut merupakan makna yang terkandung dalam gambar tersebut demikian adanya: bahwa Perancis adalah negara besar, seluruh warganya tidak mengenal diskriminasi kulit, menghormati menjunjung tinggi bendera kebangsaan. Dan tidak menjumpai seorangpun yang mencela kolinialisme, tetapi semangat yang tampak dalam diri seorang negro yang membaktikan diri pada para penindas.

Situasi historis yaitu kolonialisme dan militerisme Perancis, saat ini menjadi hal yang wajar, sesuatu yang harus diterima apa adanya diterima tanpa pertimbangan yang lebih jauh.
            Secara teknis, Barthes menyebutkan bahwa mitos merupakan urutan kedua dala sistem semiologis di mana tanda-tanda dalam urutan pertama sistem itu menjadi penanda dalam sistem kedua. Dengan kata lain tanda dalam sistem linguistik menjadi penanda dalam sebuah sisten mitos. Kesatuan antara penanda dan petanda  disebut “penandaan”. Untuk lebih ricinya :
                            Bahasa                                           Mitos
                            Penanda (Signifier)                         Bentuk (form)
                            Petanda (signified)                          Konsep (concept)
                            Tanda (sign)                                    Penandaan (signification)                   


BAB VIII
TANDA-TANDA IMAJINER

Tanda-tanda imajiner adalah tanda yang tidak berada dalam dunia nyata namun dapat kita bayangkan. Macam-macam tanda imajiner meliputi :
1.      Penggambaran secara verbal. Kata-kata digunakan untuk “memperjelas gambaran” yang ada dalam angan-angan seseorang.
2.      Impian. Impian dapat diartikan sebagai bentuk-bentuk khayal yang muncul saat kita sedang tidur. Bentuk dan proses munculnya impian sangat beragam. Ompian sangat penting bagi kita dan bukan menjadi peristiwa yang begitu saja atau bahkan dianggap remeh. Kiat semua menjadi kreatif ketika sedang bermimpi meski kekreatifan tersebut membingungkan dan rumit. Salah satu penyebab kebingungan ini karena dalam impian kita memunculkan beberapa gambaran atau citra kemudian mengganti dan menggabungkannya menjadi kesatuan. Kita berusaha menghindari proses penyeleksian yang dilakukan oleh super ego. Sehingga impian-impian ini bisa kita hubungkan dengan pengalaman.
3.      Halusinasi. ­Kemampuan seseorang untuk memahami objek-objek yang tidak nyata. Kemampuan ini disebabkan oleh kerusakan sistem saraf. Misal, pengembar yang kehausan ketika berada di gurun pasir “melihat” oase atau sumber air atau karena pengaruh obat-obatan dapat mengakibatkan seseorang berhalusinasi. Para ahlli di bidang psikologi membedakan antara ilusi (angan-angan) yang merupakan keyakinan diri yang disalahartikan dan halusinasi yanng merupakan kemampuan seseorang merasakan atau memahami benda-benda yang tidak nyata.
4.      Bayangan. Biasanya bersifat supra natural atau agung. Bayangan merupakan cara memahami sesuatu cara tersebut sering menimbulkan permasalahan, karena bayangan seseorang merupakan halusinasi bagi orang lain. Visionaris diartikan sebagai orang yang bermimpi, melihat sesuatu dalam bayangan, yang tidak mungkin terjadi pada orang pada umunya dan bersifat khayal.

BAB IX
TANDA-TANDA YANG MENGELABUHI
           
            Suatu tanda memiliki kemampuan (daya) untuk memberikan informasi yang  benar tapi juga bisa menyesatkan.  Menurut Umberto Eco dalam bukunya A Theory of Semiotics  yang berbunyi: “semioyik merupakan penerapan prinsip-prinsip segala disiplin ilmu yang dapat dimanfaatkan untuk mengekabuhi.” (1967:7). Tingkah laku manusia pada umumnya berdasarkan kenyataan bahwa ada sesuatu yang membuat hidup manusia menjadi menarik dan banyak orang terkagum-kagum.
            Kita harus sadar kapan kita dikelabuhi, mengapa itu terjadi, bagaimana itu terjadi. Berikut contoh tanda-tanda mengelabuhi dari berbagai bidang :
Ruang Lingkup (area)                                       Tanda yang mengelabuhi
Orang banci                                                        Penggunaan pakaian dari jenis kelamin lain
Wig                                                                     warna dan gaya/potongamn rambut yang berbeda
Pengecatan rambut                                             Warna dan sifat rambut yang berbeda
Peniruan                                                              pemberian identitas secara umum menjadikan sebagai profesi
Parodi/tiruan                                                       penyesuaian dengan gaya atu aliran sastra
Penyamaran                                                        beradaptasi dengan lingkungam
Pengisi BH                                                         Dada montok/besar
Logat                                                                  Kewarganegaraan semu
Rasa sakit yang dibuat-buat                               penyakit yang tidak ada/nyata
Kepandaian semu                                               jargon, pakaian dll.
Sup kura-kura                                                     kepala lembu dengan keingina binatang melata
Perjalanan melewati batas wilayah                     pengakuan dari ras yang berbeda-beda
Teater                                                                  perasaan-perasaan tersembunyi, kepercayaan, dll.





BAB X
PENAMPILAN SESEORANG :
PENANDA DAN GAYA HIDUP

           Ada sebuah kartun menarik tentang percakapan dua politikus. Seorang berkata kepada yang lain   : “Gambaran-gambaran dalam angan saya ditentukan oleh..” kemudian dia menyebut beberapa peru. “Siapa yang menentukan angan anda?” temanyya bertanya.
            Maksud dari percakapan di atas adalah untuk menunjukkan bahwa kita dengan sengaja menggunakan tanda-tanda untuk menggambarkan sesuatu dalam angan kita. Gambaran itu diharapkan dapat menghadirkan penafsiran yang sesuatu dengan yang kita harapkan untuk dipahami orang lain. Hubungan antara penanda dan petanda berdasarkan pada ide-ide dan diakui keberdaannya oleh masyarakat, sehingga periklanan, media massa dan lain-lain menggambarkan segala sesuatu yang ada dalam masyarakat.
            Karena tanda dapat meneglabuhi mata, maka kita sering menjumpai orang memanipulasi makna yanng terkandung di dalamnya. Pada kenyataanyya manipulasi dapat menciptakan segala sesuatu yang kita kenal sebagai “gambaran”.
Penanda-penanda dan Pola Hidup yang Berlaku
Penanda                                                                        Petanda
Rambut panjang                                                         (tidak sesuai dengan kebudayaan (terutama jika rambut kelihatan lusuh)
Rambut rapi                                                                 pengusaha
Rambut dipotong terlalu pendek                              Kaum gay dan tentara atau keduanya
Coklat Bata                                                                  menyukai olahraga dan kegiatan santai
Pucat                                                                              kaum intelektual (orang yang menderita sakit)
Levi’s                                                                             busana santai, kaum protetar
Jean hasil rancangan tertentu                                   terpandang, mewah
Jeans K Mart                                                                pekerja
Tiga stel baju resmi                                                     kaim eksekutif, pengusaha
Kopor                                                                             kuno, tradisional
Tas diplomat                                                                tipe pengusaha sukse
Tas tangan                                                                    gaya Eropa, keturunan Italia
Ransel                                                                            pengembara
Tas belanja                                                                   petani
Sandal                                                                            seniman
Bersayap                                                                       tipe pengusaha
But untuk pekerja                                                       pekerja
But pengembar                                                            pecinta alam, pengembara
Kaca mata pilot                                                           kelas menengah
Kaca mata berantai                                                    orang aneh
Kaca mata gelap/hitam                                             tipe orang jalanan, orang gila  
BAB XI
KOHERENSI DALAM TANDA-TANDA
           
            Sejumalh besar tanda terkadan satu dua diantaranya menghilang (karena satu lasan tertentu atau lainnya). Kemudian diganti tanpa takut akan berjalan tersesat terlau jauh, sehingga itu disebut pengakhiran tanda. Sebagai contoh jika kita menganggap playboy menjadi suatu sistem, kita tahu macam apa mobilnya, cairan pembersih yang digunakan setelah bercukur dll. Seseorang menjadi hebat dengan memanipulasi tanda-tanda, yang berhubungan dengan sikap-sikap tertentu.
            Seseorang dapat memanga seorang laki-laki dengan beberapa tanda. tanda tersebut kan membuat orang menafsirkannya sebagai lelaki sejati. Namun tersebut sebenarnya salah kalau orang tersebut ingin disebut sebagi seorang lelaki sejati. Hal tersebut dapat saja tidak benar seluruhnya. Sehingga kami menemukan kekaburan. Sebagai contoh kami mempunyai gambaran tentang orang-orang Skotlandia dan kami beranggapan bahwa kami mengetahui hal-hal lain tentang mereka dari roman mukanya atau mempunyai rasa humor yang terbatas. Di sini tampak bahwa pembatasan tanda (saya tahu orang-orang Skotlandia itu bagaiman dan dia adalah orang Skotlandia, karena itu mereka pasti pemalu atau susunan tanda (mereka menggunakan rok pendek yang biasa digunakan oleh orang Skotlandia, jadi mereka pasti orang Skotlandia dan saya tahu orang Skotlandia itu macam apa) atau bahkan mungkin kedua proses itu menjadi kabur. Para sosiolog telah menunjukkan bahwa sifat mendua dapat menjadi hal yang positif, negatif, atau campur aduk dan tetap bertahan dengan pemahaman, interpretasi, identifikaso dan pengecualian yang selektif. Akan tetapi, proses-proses ini masih memungkinkan adanya standar ganda dan cebderung membenarkannya. oleh karena itu dengan adanya pengembangan standar ganda yang sifatnya merusak tersebut, proses ini mempunyai konsekuensi negatif.





BAB XII
SIAPA YANG MENGGUNAKAN TANDA-TANDA?

Seperti yang disampaikan oleh Pierce, jika segala bidang, diungkapkan dengan tanda-tanda, hal tersebut menuntut perhatian pada beberapa orang yang menggunakan tanda-tanda dan cara-cara mereka menggunakannya.
Dalam buku A Theory of Semiotics, Umberto Eco menyajikan suatu daftar dari beberapa “batas-batas suatu bidang”. Dalam analisis terakhir, seluruh komunikasi antarumat manusia terbuka bagi analisis semiologi. Eco menuliskan: setiap tindakan untuk berkomunikasi dengan atau antara makhluk hidup, menuntut syarat bahwa suatu sistem penandaan seperti halnya kondisi yang dibutuhkan.

Puisi sebagai Suatu Tanda

Satu tanda yang penting dari karya persajakan adalah visualisasi. Puisi merupakan susunan dalam suatu bentuk yang lebih khusus, dengan setiap baris puisi yang biasanay diberi identitasnya sendiri-sendiri. Puisi memiliki bentuk yang khas, tanpa harus begitu banyak membaca kata-katanya, pembaca mengenalinya sebagai tanda. Seni penyusunan huruf di sini menyatakan sebagai tanda. Namun terdapat tanda-tanda lain dalam puisi sebagai tambahan dalam bentuk susunan hurunya. Di sini dapat juga muncul suatu pola sajak.
Bahasa puisi yang berbobot yang di dalamnya memuat kata-kata kiasan, persamaan dan bahasa kuno yang semuanya memberi pemahaman kepada pembaca bahwa karya semacam itu merupakan karya “Puisi”.
Puisi juga diberi identitas oleh pengarangnya dan ditempat karya puisi tersebut dipublikasikan. Tipografi yaitu tanda-tanda yang berhubungan dengan karya persajakan dengan adanya suatu irama dan pola-pola yang berirama. Pada kenyataannya, kebanyakan karya persajakan mengganggu atau merusak semua atau sebagian besar kumpulan yang baru digambarkan.



BAB XIII
TANDA-TANDA DAN IDENTITAS

Dalam buku The Collective Search for Identity, Orrin Klapp menunjukkan bahwa identitas tidak merupakan suatu fungsi pemilikan materi setiap orang, tetapi sebaliknya, identitas dihubungkan dengan wujud simbolis dan cara seseorang dirasakan oleh yang lain. Klapp menulis:
Secara tegas, identitas meliputi segala hal pada seseorang yang dapat menyatakan secara sah dan dapat dipercaya tentang dirinya sendiri dan satatusnya, nama, kepribadian, danmasa lalunya. Namun, jika konteks soaialnya tidak dapat dipercaya, ini berarti bahwa dia tidak dapat mengatakan apapun secara sah dan dapat dipercaya tentang dirinya sendiri. Pernyataan tentang identitas tidak dapat lebih dipercaya daripada sebuah mata uang yang tergantung pada kemauan masyarakat mengenalinya dan menerimanya (1969:5).

Gigi sebagai Tanda

Pada kenyataannya, Dr. Morley cukup benar dalam penegasannya bahwa gigi (dan bentuk rahang) “dibaca” oleh masyarakat sebagai petunjuk kepribadian. Dalam situasi semacam itu logis melakukan sesuatu yang berhubungan dengan masalah gigi, meskipun hal tersebut bisa kelihatan sungguh fantastis. Gigi “dibaca” sebagai tanda; sungguh segala hal tentang seseorang “dibaca”.

Pahala Cerita Dongeng

Seperti dongeng klasik, Return of the Jedi mempunyai suatu “akhir cerita yang membahagiakan”. Akhir semacam inni penting bagi anak muda, yang sedang menggunakan dongeng sebagai bahan untuk belajar tentang hidup dan pencarian keberanian, suatu perasaan yang dia rasakan mungkin dan mampu diperoleh, dapat memenangkan pertempuran meskipun rintangan yang dia hadapi membuatnya kelihatan putus asa.

BAB XIV
ISTILAH-ISTILAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN TANDA

                        Beberapa kata yang berkaitan dengan tanda:
1.      Signature: tanda tangan. Tanda tangan merupakan suatu tanda nama seseorang. Dalam beberapa kasus tanda tangan hampir tidak terbaca. Hal tersebut menunjukkan bahwa fungsi tanda telah menjadi lebih penting daripada pemberian nama itu sendiri. Tanda tangan kita merupakan cara lain untuk menulis tanda diri kita.
2.      Resign: berhenti., mengundurkan diri. Kata resign berasal dari kata Latin: resignare, yang berarti menghapus atau membatalkan, tetapi lebih tepat atau lebih langsung berarti membuang tanda kelembagaan.
3.      Insignia: Lencana. Lencana adalah tanda dalam tingkatan di suatu organisasi yang tersusun secara hirarkis. Istilah ini berasal dari kata Latin, Insigne, yang berarti tanda atau lencana.
4.      Design: pola. Istilah ini digunakan untuk memberi pola atau bentuk pada tanda-tanda atau barang kali untuk mengarahkan objek dan benda-benda hasil budaya pada tanda. Seorang perancang menggunakan bentuk, ukuran, warna, dsb dengan tujuan untuk menghasilkan arti dan emosi yang diinginkan.
5.      Significant: berarti, penting. Istilah ini merupakan tanda bahwa sesuatu tersebut penting, yang menggambarkan sesuatu mendapat perhatian yang berharga. Istilah itu menyatakan pemahaman yang berharga bagi kita. Semua tanda adalah penting, namun beberapa tanda ternyata lebih penting dari yang lain.

Tanda Tangan Pimpinan dan Dunia Film: Suatu Pertimbangan atas teori Auteur

            Film adalah bentuk seni kerjasama di mana sejumlah orang, dengan bidang keahlian yang berbeda, melakukan suatu peran yang penting. Fokus dalam kritik Auteur terdapat pada perbedaan dalam kerangka kerja sutradara. Intinya adalah suatu pendekatan historis yang berhubungan dengan pertimbangan identitas pola ayau yang disebut tanda tangan. Pendekatan ini sangat serupa yang dipakai pelajar sastra yang menulis buku suatu perkembangan pengarang dan menganalisis karya utamanya. Satu-satunya perbedaan adalah bahwa film merupakan bentuk seni kerjasama yang sukar untuk menentukan kepengarangan pada pihak sutradara. Hal ini berbeda kalau kita menentukan tanda pada penulis tertentu.


























BAB XV
TANDA-TANDA DAN IMAJINASI

                        Beberapa istilah yang digunakan dalam hubungannya dengan tanda-tanda sehingga ketika menggunakan suatu kata, kita akan mengetahui secara tepat apa yang dimaksudkan. Kita akan mulai dari hal yang sederhana sampai hal yang rumit.
1.      Signemes atau Sign Elements (elemen tanda). Elemen tanda ini merupakan elemen yang paling mendasar dalam tanda, elemen yang tidak dapat dibagi kecil lagi. Tanda tersebut adalah tanda yang paling sederhana.
2.      Sign: tanda. Tanda lebih kompleks daripada elemen tanda dan dapat disebut sebagai tanda yang kompleks, kecuali bahwa tanda tersebut sedikit lebih susah dipakai sebagai istilah. Kami menetapkan tanda sebagai suatu yang berarti, sesuatu yang lain atau yang dapat digunakan untuk mengartikan sesuatu yang lain. Tanda merupakan elemen-elemen tanda.
3.      Icon: patung. Suatu patung adalah kumpulan tanda-tanda visual dan semua perwujudan dari icon merupakan tanda-tanda yang dapat dibaca untuk mengetahui artinya.
4.      Sign Assemblage: kumpulan tanda. Sign assemblage merupakan kumpulan tanda-tanda pendengaran seperti halnya dalam dunia visual yang terdapat dalam suatu bagian waktu yang relatif singkat.
5.      Text: teks. Ini merupakan suatu istilah yang digunakan, secara kuno, untuk mengartikan suatu kumpulan tanda-tanda yang berhubungan secara sistematis dalam suatu cerita. Dengan leluasa kita menggunakan teks untuk mengartikan “pokok inti analisis kita”.







BAB XVI
TIADA TANDA SEBAGAI TANDA

                        Tiada tanda yang juga merupakan suatu tanda. Ketiadaan tanda-tanda atau tidak hadirnya tanda-tanda sebenarnya hal tersebut juga mengkomunikasikan sesuatu pada kita.

Wajah Alami (Tanpa Makeup)
Wajah alami digambarkan dengan istilah yang berhubungan dengan “wajah” yang tidak menggunakan makeup.wajah alami hanya menjadi berarti dalam konteks suatu sistem kecantikan. Sistem kecantikan tersebut di satu sisi terdapat daya tarik dan kosmetika serta di sisi lain terdapat kecantikan dan kesan alami.
Wajah alami mempunyai suatu arti simbolis yang penuh dengan berbagai pengertian. Wajah alami adalah suatu bentuk pernyataan “anti mode/gaya”, tidak mengaku “wajah yang direkayasa” dan segala hal yang berhubungan dengan alat-alat kecantikan. Pada tingkatan yang lebih dalam, wajah alami berhubungan dengan hasrat untuk memperoleh kembali alam surgawi dan lari dari kesalahan dan rasa malu.
Wajah alami akan tampak sebagai tanda yang terkesan memperbolehkan beberapa macam keinginan untuk berbuat salah dan sksualitas yang bebas, pada tingkat pemahaman pribadi-suatu keinginan yang dapat dihilangkan dengan kembali ke alam surgawi, atau sekurang-kurangnya suatu langkah menuju ke arah sana.








BAB XVII
TANDA-TANDA YANG MENGACAUKAN:
ILUSI PENGLIHATAN

                        Ilusi penglihatan bisa dideskripsikan sebagai jenis-jenis tanda-tanda visual yang khusus – tanda-tanda yang membingungkan dan mengacaukan kita dengan memberi informasi yang merupakan masalah bagi kita. Contohnya dalam lukisan Arcimboldo. Lukisan tersebut merupakan ilusi penglihatan yang menciptakan imajinasin dengan cara menggunakan objek yang sudah memepunyai identitas sendiri, namun objek tersebut tidak tampak seperti sesuatu yang lain. Karya lukisan yang berjudul Vertumnus merupakan wajah manusia yang berupa rangkaiak buah dan sayur. Valensi ganda inilah yang sangat menawan,  buah per pada umumnya adalah buah per namun dalam konteks lukisan secara umum merupakan hidung manusia.


















BAB XVIII
PELENGKAP TANDA

                        Tanda-tanda yang kompleks berdiri diantara bagian-bagian tnada dan gambar-gambar yang mengandung sejumlah tanda. Karena itu, tanda-tanda kadang sulit dilihat atau dimengerti. Ada masalah-masalah pengacauan dan kompetisi yang dipertimbangkan disamping kesulitan yang lain. Untuk mengimbangi masalah tersebut, mereka yang menggunakan tanda-tanda tersebut sering memodifikasinya dalam berbagai cara yang akan dipertimbangkan disini. Dalam tabel berikut merupakan daftar beberapa cara dalam memodifikasi tanda-tanda dan menjelaskan bagaimana modifikasi tersebut berfungsi.

MODIFIKASI
TEKNIK YANG DIGUNAKAN
HASIL
Intensifier (penguatan)
Pengulangan, ukuran, warna, dll
Elemen-elemennya dibuat lebih kuat
Focuser (pemusatan)
Ruang yang putih, desain vektor
Perhatian
Duplikas
Macam tanda yang berbeda
Kelebihan (redundancy)
Penjelasan (clarifier)
Bangunan konteks
Arti, tingkat kerancuan yang lebih rendah
Pengurangan
Kekacauan, konteks mimik
samaran









BAB XIX
ARTI YANG TAMPAK DAN TERSEMBUNYI DALAM TANDA-TANDA

                        Tanda-tanda sampai saat ini merupakan fenomena yang kompleks dan menuntut pemacaan yang hati-hati dan penuh pertimbangan. Tabel berikut ini mendefinisikan dan membandingkan “manifest” (tamapak) dan “latent” (tersembunyi) dan menjelaskan bagaimana konsep-konsep ini telah digunakan secara umum.
Manifest
Arti yang bersifat umum
Interpretasi ditentukan
Latent
Arti tersembunyi
Interpretasi tidak ditentukan

                        Arti yang tampak dari suatu tanda akan dipertimbangkan sebagai salah satu dari arti yang bersifat umum dan hasil yang ditentukan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pembuat tanda tersebut. Ini bisa dikatakan benar-benar jelas dan bertujuan. Arti tersembunyi dari suatu tanda menurut pandangan kita bukanlah bersifat umum ataupun sudah jelas termaksud, arti ini dipendam dalam tanda tersebut dan dalam ketidaksadaran pembuat tanda sendiri ataupun yang menyaksikan tanda tersebut. Tujuan dari sosiologi adalah untuk membuka fungsi tersembunyi dari fenomena yaitu dengan membuat mereka menjadi nyata dan bersifat umum.












BAB XX
MENGANALISIS TANDA-TANDA DAN SISTEM TANDA-TANDA

                        Disini akan dibahas lima kata yaitu “reach out and touch someone” dalam arti dan kata-kata bagi kejiwaan dan kebudayaan Amerika.
1.      Reach. Reach mempunyai arti mengembangkan pengaruh kita dan secara tidak langsung, kekuatan kita untuk mempengaruhi kejadian-kejadian dan seseorang. Reaching (mencapai) adalah suatu aktivitas, sesuatu yang dikerjakan. Reach adalah suatu tanda perbedaan yang begitu kuat dalam masyarakat.
2.      Out. “out” adalah kebalikan dari “in” (di dalam), maka bila seseorang “reach out”, ada asumsi yang implisit bahwa seseorang di dalamnya yang sedang berkomunikasi dengan seseorang dalam keluarganya.
3.      And. “And” berfungsi seperti biasa (dan). Ketika kita menghubungi, maka kata dan memberitahu kita, sesuatu akan terjadi. Ada sesuatu konsekuensi dijanjikan, sesuatu yang menyenangkan kita. “And” adalah penyambung, ia menyambungkan satu halnya panggilan telepon menggabungkan orang.
4.      Touch.  Dalam tingkat figuratif “touch” berarti mengadakan kontak emosional pada seseorang. “Touch” mengandung arti afeksi, perasaan.
5.      Someone. Ada unsur anonim yang dihubungkan dengan someone, dan isyarat keputusasaan.
6.      Kesimpulan : “reach out and touch someone” adalah apapun namanya, suatu perintah.









BAB XXI
KODE

                        Ada dua arti dalam istilah kode. Pertama, kode menunjukan bentuk status yang sistematis, aturan-aturan dan sebagainya. Kedua, arti kode menyangkut suatu ide rahasia satu set bentuk-bentu atau huruf-huruf atau simbol-simbol yang mengaburkan arti, tetapi yang dapat dipecahkan bila tahu penyusunan pokok dari kode itu.
                        Jika kita mengkombinasikan dua aspek dari kode itu kenyataan bahwa mereka sistematis dan rahasia kita tiba pada apa yang kita sebut culture code. Kode kultur adalah (1) mengarah dalam budaya kita yang kita kenal/tahu (2) tetapi yang mempunyai struktur yang jelas dan sangat spesifik.
                        Culture code adalah struktur rahasia yang membentuk tingkah laku kita atau paling tidak yang mempengaruhinya.

Tingkat-tingkat kode
Level
Contoh
Penjelasan
Universal
Alami
Mimik
Nasional
Sejarah
Karakter Amerika, misal Huck Finn
Regional
Geografi
Kekurangajaran di desa melawan tatanan di kota
Lokal
Kelompok
Lelucon tentang keramaian di San Fransisco
Individual
Personalitas
Lelucon yang saya suka

Jenis-jenis kode
Kode sosial
Kode estetika
Kode logika
Hubungan antara pria dan wanita dalam masyarkat
Menginterpretasi dan mengevaluasi seni dan literature
Mengerti alam dan dunia
Identitas
Seni
Kode jalan raya
Tingkatan
Literature
Logika simbol
Sifat-sifat
Teater
Braille
Mode
Cerita komik
Kode morse
Ritual
Western (barat)
Bahasa isyarat
Sapaan
Cerita Rakyat
Semaphore
Pertandingan
Opera Sabun
Tanda-tanda perbintangan

BAB XXII
KARAKTERISTIK KODE
                       
                        Beberapa sifat yang menerangkan mengapa kode-kode cenderung begitu tidak tampak.
1.      Kode mempunyai sifat koheren (bertaut/menjadi satu). Secara implisit dalam definisi kode adalah pengertian koherensi, pengertian bahwa untuk menjadi kode barang-barang yang diberi kode berhubungan dengan cara yang sistematis.
2.      Kultur adalah jenis-jenis kode. Setiap kultur adalah sebagian atau dapat dianggap sebagai kumpulan kode-kode dari tabiat yang ditransmisikan dari generasi yang satu ke generasi yang lain.
3.      Kode adalah rahasia. Hubungan antara individu dan kulturnya cukup kompleks, sebab ia membentuk kulturnya dan juga dibentuk oleh kulturnya. Hal penting yang perlu kita perhatika adalah bahwa individu biasanya “tidak menyadari” bahwa  kulturnya “memiliki dia”.
4.      Kode  itu nyata. Kerja kode pasti spesifik, kekuatan kode kultur secara langsung dikaitkan dengan kapasitas mereka untuk membantu atau mengarahkan orang dalam situasi berbeda dan untuk memberikan aturan-aturan yang detail bagi setiap situasi.
5.      Kode harus mempunyai kejelasan. Jika kode yang tidak diumumkan dikenal sebagai kultur yang tidak tampak dan pada saat yang sama memberikan jawaban yang jelas dan tidak rancu.
6.      Kode harus mempunyai kelanjutan/kesinambungan. Jika kultur tidakmempunyai kontinuitas, kultur cenderung pada tekanan-tekanan.
7.      Kode itu luas, meliputi banyak hal. Kelengkapan hal ini dapat membantu mempertanggungjawabkan invisibilitasnya. Karena budaya adalah setiap tempat yang tidak kita perhatikan.
8.      Kode itu terkait. Semua poin mengenai kode adalah implisit dalam setiap kode, demikian juga pengertian komunikasi atau kaitannya sebagai pusat kode-kode.
                       
BAB XXIII
MAKNA

                        Makna bersifat relasional. Kekosongan berarti apa saja dalam kekosongannya itu sendiri dan segala kesatuannya baru bermakna karena adanya suatu relasi sejenis yang dilekatkannya (dimaknainya). Hubungan ini bersifat tersurat maupun tersirat tetapi dengan satu atau lain cara hubungan itu pasti ada.