Total Tayangan Halaman

Sabtu, 12 Desember 2015

Kapan? Entah kapan??

"Kapan lulus?"
"Kerja di mana?"
"Kapan menikah?"
"Udah hamil belum?"
"Kapan suami pulang?"
"Udah hamil belum?"
"Kapan suami berangkat lagi?"

Ya begitulah pertanyaan-pertanyaan yang terlontar dari orang sekitarku. Hampir lima bulan suamiku di rumah tepatnya liburan selang kontrak kerjanya. 12 hari terhitung dari aku menulis catatan ini suamiku akan berangkat kerja lagi mengais rejeki. Liburan tahun ini ternyata belum membuahkan hasil juga, ya benar kami belum dipercaya dititipi momongan. Sebelum selesai kontrak kemarin aku dan suami sempat berangan-angan liburan kali ini kami fokus program hamil bukan dengan tanpa alasan mengingat tahun lalu pasca menikah kami masih banyak pikiran ditambah suami ketika itu selang sebulan pasca menikah harus berangkat kerja. Nangis lagi, sedih lagi, pengantin baru ditinggal onboard lagi. Selang sebulan suami onboard aku belum kedatangan tamu rutinku setiap bulan. Ohh mungkin aku hamil kali ya, ok langsung ke apotik beli testpack hmmm hasilnya mengecewakan masih negatif juga. Ibu mertua bilang ditunggu bulan depan dulu saja nduk sing sabar. Ok aku tunggu sampai 3 mingguan dan apa yang ku dapat? Hmm tanpa permisi si tamu bulanan datang lagi. Pupus sudah harapan kala itu. Langsung ngabarin suami sambil nangis bombay. Bisanya nangis sih kalau suami ada di sini waktu itu pasti udah senderan bahu sambil nangis hihihiii. Move on,, mungkin belum rejekiku di tahun pertama pernikahan. Aku menikmati hari demi hari bulan demi bulan sampai 10 bulan tanpa suami.

Juli 2015
Yeeeee seneng banget bulan ini suamiku pulang. Suami gak mau dijemput rame-rame malah maunya pulang sendiri pakai taxi. Eitttsss ibu gak ngebolehin. Oke lah fix yang jemput aku sama bapak saja. Saat itu 10 hari terakhir puasa sebelum lebaran. Setelah shubuh aku tiduran sambil sesekali pegang hp kali aja suami dah terbang ke solo. Pintu kamar diketok dan ternyata aku ketiduran. Mana bapak udah siap mau berangkat bandara, aku langsung cuci muka ganti baju otw bandara. Yaaa tanpa mandi jemput suamiku wkkwkwkw. Sampe bandara liat pesawat garuda baru landing dari jakarta. Kami menuju ruang tunggu di mana para penumpang turun dan keluar dan satu persatu orang yang turun ku amati,, hmm suamiku mana ya?? Jangan-jangan aku dah lupa wajahnya wkwkwk. Sstttt...ada yang senyam-senyum dari dalam keliatan dari tempatku berdiri. Hihihiii ternyata suamiku, tp dia gak langsung keluar masih ngobrol sama petugas bandara. Oh ya aku belum cerita ya pas di jakarta koper suamiku gak ada satu harusnya dua tapi yang ada cuma satu. Sampe solo pun ternyata belum ada juga. Faynnn pihak bandara akan segera mengurusnya dan segera menghubungi jika koper sudah ditemukan. Ok lah kami pulang dengan wajah gembira yaa walaupun aku belum mandi :D iya sih 10 bulan gak jumpa suami pertama menyambutnya si istri belum mandi.
Oke kembali ke topik program dedek bayi ya :)
Bulan pertama suami di rumah aku masih kedatangan si tamu rutin hmm syeddiiih lagiii nangiss lagii. Oke lah kami putuskan ke spog dekat rumah kami. Dokternya pun berkata kami masih kategori normal karna belum lama menikah so jangan khawatir gitu pesannya. Aku di di usg hasilnya pun rahimku normal kamipun diberi vitamin diminum aku dan suamiku.
Lanjut bulan depan tepatnya agustus aku berharap bisa memberi kado terindah di hari lahir suamiku 14 Agustus. Harapan tinggal harapan aku malah memberi hadiah suami garis satu padanya :'( gagal lagi. Tapi suami selalu membesarkan hatiku selalu menyemangatiku. Sampai di hari lahirku suami ngasih kejutan ke aku seneng banget waktu itu hehehhe.
September 2015
Suami dapat kabar dari CTI Jogja, disuruh report ke sana karna sudah terlalu lama sign off. Suami cuz ke jogja tapi aku gak ikut karna hari itu aku ada jadwal ngajar. Dia sendirian ke Jogja hasilnya suami direkomendasikan medical ke Puri Medika Jakarta sebagai pelengkap dokumen ketika on board nanti. Baiklah berarti aku bisa ngikut ke Jakarta sekalian liburan hehhehe. Setelah netapin tanggal dan ngurus tiket kereta okelah medical dan liburan ke Jekardah. Senangnya hatiku kali pertama ke Jekardah :D
Selesai urusan di Jakarta kamipun pulang. Hmm sampai rumah si tamu rutin datang lagi, hadeehhhh gak bosen apa ya tamu tak diundang ini.
Ok ke spog lagi periksa lagi suami diperiksa hasilnya normal. Teruss salahnya di mana,, susah amat buat dedek kalau ngelihat orang disekitarku sepertinya mereka tidak sesulit yang aku alamin ini.

Oktober, aku gak kedatangan si tamu itu hihihii senengnya bisa jadi aku hamil. Telat hampir 3minggu sekitar awal Nopember kami ke spog lagi dan kata dokter ada penebalan dinding rahim bisa jadi persiapan hamil atau luruh jadi darah haid. Kami pulang tanpa diberi resep. Keesokan harinya bangun tidur si tamu datang lagi, alhasil sedih lagi. Hari ke 9 setelah haid pertama aku ke prodia untuk tes hsg atas rekomendasi spog ku. Pulang ngajar mandi makan lanjut otw ke prodia sama suami. Sejam dua jam nunggu lama amat ya. Akhirnya namaku dipanggil sama petugasnya. Okelah tindakan dilakukan sama radiolog dan asistennya ternyata gak sesakit seperti yang ku baca di internet. Kamipun pulang, tengah malam mau tidur perutku kram sakit sekali melebihi sakit ketika haid datang. Gak bisa nahan sakit bisanya cuma nangis, alhamdulillah suamiku sabar sekali dia ngelus-elus perutku sampai aku tertidur. Keesokan harinya kuputuskan ke spog untuk evaluasi hasil hsgku. Dapat antrian no 7 lumayanlah gak terlalu lama, giliranku kamipun masuk berdua seperti biasanya spog melakukan usg rahimku bersih dan katanya ini masa subur kemudian spog menjelaskan hasil hsg yang katanya tuba paten normal, letak rahim juga normal. Sedikit lega berarti aku dan suami sama-sama normal. Aku diberi utrogestan sama ovacare. Bayar ke apotik ambil obat terus pulang.

20 November aku dapat tamu bulanan lagi padahal kalau sesuai jadwalnya hari itu aku masa subur :( berarti untuk bulan ini terhitung dua kali aku kedatangan tamu. Siklusku kenapa jadi amburadul gini.
Sampai cerita ini aku buat saat ini aku masih haid. 12 hari lagi suami onboard aku belum juga hamil malah ini si merah yang datang. The last choice sebelum suami berangkat akupun tadi dianter ibu mertua sama suamiku untuk pijat ke paraji (semacam dukun yang mijat peranakan) gak apa-apalah namanya ikhtiar.
Tunggu hasilnya bulan depan ya?? Hhheee sampai di sini ceritaku :)

Kabar baik nih? Hahahhah baik sih bagiku, nggak tau buat suamiku baik apa gak?? Kek gak ada muka-muka bahagia tuh. Udah kangen kerja (mungkin).
Setelah sekian hari (aku) gelisah menghitung hari H dateng udah siap-siap stok air mata buat ngebanjirin pipi nih. Eh tetiba suami dapat email dari negeri antah berantah sana kalau berangkatnya dicancel sampe Januari 2016. Ah, seneng banget walaupun doku dah nipis emang gue pikirin :p hhahaha. Paling penting deket suami deh. Keberangkatan dicancel berarti agenda promil bisa diperpanjang dong *sedikitlega*