Total Tayangan Halaman

Minggu, 15 April 2012

“METODE PADAN DAN METODE AGIH”


RESUME
“METODE PADAN DAN METODE AGIH”
 (METODE DAN ANEKA TEKNIK ANALISIS BAHASA)
Sudaryanto

Dosen Pengampu : Prof. Dr. H. Sumarlam, M.S.


LOgo.jpg


Disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Metode Penelitian Linguistik

Oleh :
DWI MARYANI
C0109009


JURUSAN SASTRA JAWA
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012



METODE PADAN DAN METODE AGIH

Metode yang digunakan dalam upaya menentukan kaidah dalam tahap analisis data, ada dua yaitu : metode padan dan metode agih.
1.      Metode Padan
Metode padan, alat penentunya di luar, terlepas dan tidak menjadi bagian dari bahasa (langue) yang bersangkutan. Berdasarkan alat penentu metode ini dapat dibedakan menjadi lima sub-jenis antara lain :
a.       Kenyataan yang ditunjuk oleh bahasa (referent) bahasa
b.      Organ pembentuk bahasa atau organ wicara.
c.       Bahasa lain atau (langue) lain.
d.      Perekam, pengawet bahasa (yaitu tulisan)
e.       Orang yang menjadi mitra wicara.
Referent atau apa yang dibicarakan, organ wicara, dan orang yang menjadi mitra wicara, jelas kesemuanya bukanlah bahasa, sedangkan langue lain, seperti ternyata dari penyebutannya, jelas bukanlah bahasa yang menjadi sasaran penelitian itu kejatian atau identitasnya ditentukan berdasarkan tingginya kadar kesepadanannya, keselarasannya, kesesuaiannya, kecocokannya, atau kesamaannya dengan alat penentu yang bersangkutan yang sekaligus menjadi standart atau pembaku-nya.
Metode padan digunakan apabila bahsa yang diteliti memang sudah memiliki hubungan dengan hal-hal di luar bahasa yang bersangkutan, bagimanapun sifat hubungan itu.
-          Nomina sering disebut kata benda ialah kata yang menunjuk pada atau menyatakan benda-benda dan verba yag sering disebut kata kerja
-          Kata kerja adalah kata yang menyatakan tindakan tertentu maka orang yang bersangkutan berada dalam jalur kerja metode padan pada sub-jenis pertama.
-          Vokal adalah bunyi yang dihasilkan tanpa penghalangan kecuali pada pita suara.
-          kalimat adalah serentetan bunyi yang diakhiri oleh kesenyapan karena tiada lagi kerja organ wicara (alat penentu kedua ; organ wicara)
Verba atau kata kerja Bahasa indonesia adalah kata yang dalam Bahasa Inggris, Prancis, atau bahasa Indo-eropa lainnya dikonjugasikan dan kata depan atau preposisi bahasa Indonesia .
Bagan sub-jenis metode padan
Alat Penentu
Nama Metode
1.      Referen
2.      Organ wicara
3.      Langue lain
4.      Tulisan
5.      Mitra wicara
Referensial
Fonetis Artikulatoris
Translasional
Ortografis
Pragmatis

  1. Metode Agih
Metode agih alat penentunya justru bagian bagian dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri. Bila orang sampai pada suatu penentuan bahawa nomina atau kata benda dalam bahasa Indonesia itu ialah kata yang dapat bergabung dengan kata ingkar atau kata negatif bukan tetapi tidak dapat dengan tidak, atau merupakan kata yang dapat bergabung dengan preposisi atau kata depan dan dapat menjadi objek atau subjek maka orang yang bersangkutan berada dalam jalur kerja metode agih,.
Banyak masalah yang ditentukan secara padan sebagaimana disebutkan di atas dapat ditentukan secara metode agih. jadi, bukan hanya mengenal nomina atau kata benda saja, tetapi juga mengenal kata atau satuan lingual yang lain. Verba atau kata kerja dalam bahasa Indonesia, misalnya dapat ditentukan berdasarkan metode agih juga manakal orang yang sampai kepada rumusan bahwa verba ialah kata yang secara dominan dapat mengisi predikat, dapat bergabung dengan kata ingkar atau negatif tidak, dan dapat disertai oleh adverbial yang berbentuk frasa yang berunsurkan dengan + adjektiva atau adverbia yang berpolakan se + reduplikasi adjektiva + -nya.
Alat penentu dalam rangka metode agih itu, selalu berupa bagian atau unsur dari bahasa objek saran penelitian itu sendiri, seperti kata (kata ingkar, preposisi, adverbial), fungsi sintaksis (subjek, objek, predikat), klausa, silabi kata, titi nada, dan yang lain (Sudaryanto, 1993:15-16).

  1. Catatan
Dalam sejarah kehidupan linguistik tampak kedua jenis metode itu dipakai entah secara silih berganti entah secara bersama-sama. Hal itu tercermin dari tat nama yang dipakai sampai kini.
Penyebutan yang cukup populer seperti kata depan atau preposisi, awalan atau prefiks, dam akhiran atau sufiks serta penyebutan yang lebih teknis seperti antecedet atau pendahulu, letak kanan, letak kiri, lekat kanan. lekat kiri, subjek di depan predikat, kesemuanya merupakan penyebutan yang berdasarkan metode padan yang ortografis. Penyebutan itu berdasarkan penampakan satuan lingual yang bersangkutan pada tulisan latin yang berderet horizontal ke kanan. demikian pula penyebutan pelaku, penderita, pemilik, dan banyak lainnya, juga berdasarkan metode padan: dalam hal ini, metode padan yang referensial. Penyebutan pelaku dan seterusnya itu mengingatkan orang pada peran konkret dalam peristiwa yang diungkapkan oleh bahasa.
Sementara itu, penyebutan imbuhan atau afiks, kata dasar, kata sambung, induk kalimat, kata inti, pelengkap, dan banyak lainnya, lebih merupakan penyebutan berdasarkan metode agih. Imbuhan diimbuhkan pada satuan lingual lain; kata dasar mendasari pembentukan satuan lingual yang bentuknya lebih ‘besar’ kata sambung menyambung dua macam satuan lingual; induk kalimat ‘menginduki’ kalimat lain disebut anak kalimat demi pembentukan kalimat yang lebih ‘besar’ yang biasa disebut kalimat majemuk dan seterusnya.










DAFTAR PUSTAKA

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa, Pengantar Penelitan Wahana Kebudayaan Secara Linguistik. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

2 komentar: