RESUME
“METODE PADAN
DAN METODE AGIH”
(METODE DAN ANEKA TEKNIK ANALISIS BAHASA)
Sudaryanto
Dosen Pengampu : Prof. Dr. H. Sumarlam, M.S.
Disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Metode
Penelitian Linguistik
Oleh :
DWI MARYANI
C0109009
JURUSAN SASTRA
JAWA
FAKULTAS SASTRA
DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS
SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
METODE PADAN DAN
METODE AGIH
Metode
yang digunakan dalam upaya menentukan kaidah dalam tahap analisis data, ada dua
yaitu : metode padan dan metode agih.
1. Metode Padan
Metode
padan, alat penentunya di luar, terlepas dan tidak menjadi bagian dari bahasa (langue) yang bersangkutan. Berdasarkan
alat penentu metode ini dapat dibedakan menjadi lima sub-jenis antara lain :
a.
Kenyataan yang
ditunjuk oleh bahasa (referent) bahasa
b.
Organ pembentuk
bahasa atau organ wicara.
c.
Bahasa lain atau
(langue) lain.
d.
Perekam, pengawet
bahasa (yaitu tulisan)
e.
Orang yang
menjadi mitra wicara.
Referent atau apa yang dibicarakan,
organ wicara, dan orang yang menjadi mitra wicara, jelas kesemuanya bukanlah
bahasa, sedangkan langue lain,
seperti ternyata dari penyebutannya, jelas bukanlah bahasa yang menjadi sasaran
penelitian itu kejatian atau identitasnya ditentukan berdasarkan tingginya
kadar kesepadanannya, keselarasannya, kesesuaiannya, kecocokannya, atau
kesamaannya dengan alat penentu yang bersangkutan yang sekaligus menjadi
standart atau pembaku-nya.
Metode padan digunakan apabila bahsa
yang diteliti memang sudah memiliki hubungan dengan hal-hal di luar bahasa yang
bersangkutan, bagimanapun sifat hubungan itu.
-
Nomina sering
disebut kata benda ialah kata yang menunjuk pada atau menyatakan benda-benda
dan verba yag sering disebut kata kerja
-
Kata kerja
adalah kata yang menyatakan tindakan tertentu maka orang yang bersangkutan
berada dalam jalur kerja metode padan pada sub-jenis pertama.
-
Vokal adalah
bunyi yang dihasilkan tanpa penghalangan kecuali pada pita suara.
-
kalimat adalah
serentetan bunyi yang diakhiri oleh kesenyapan karena tiada lagi kerja organ
wicara (alat penentu kedua ; organ wicara)
Verba atau kata kerja Bahasa indonesia
adalah kata yang dalam Bahasa Inggris, Prancis, atau bahasa Indo-eropa lainnya
dikonjugasikan dan kata depan atau preposisi bahasa Indonesia .
Bagan sub-jenis metode padan
Alat Penentu
|
Nama Metode
|
1. Referen
2. Organ wicara
3. Langue lain
4. Tulisan
5. Mitra wicara
|
Referensial
Fonetis
Artikulatoris
Translasional
Ortografis
Pragmatis
|
- Metode Agih
Metode agih alat penentunya justru
bagian bagian dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri. Bila orang sampai pada
suatu penentuan bahawa nomina atau kata benda dalam bahasa Indonesia itu ialah
kata yang dapat bergabung dengan kata ingkar atau kata negatif bukan tetapi tidak dapat dengan tidak, atau merupakan kata yang dapat
bergabung dengan preposisi atau kata depan dan dapat menjadi objek atau subjek
maka orang yang bersangkutan berada dalam jalur kerja metode agih,.
Banyak masalah yang ditentukan secara
padan sebagaimana disebutkan di atas dapat ditentukan secara metode agih. jadi,
bukan hanya mengenal nomina atau kata benda saja, tetapi juga mengenal kata
atau satuan lingual yang lain. Verba atau kata kerja dalam bahasa Indonesia,
misalnya dapat ditentukan berdasarkan metode agih juga manakal orang yang
sampai kepada rumusan bahwa verba ialah kata yang secara dominan dapat mengisi
predikat, dapat bergabung dengan kata ingkar atau negatif tidak, dan dapat
disertai oleh adverbial yang berbentuk frasa yang berunsurkan dengan +
adjektiva atau adverbia yang berpolakan se + reduplikasi adjektiva + -nya.
Alat penentu dalam rangka metode agih
itu, selalu berupa bagian atau unsur dari bahasa objek saran penelitian itu
sendiri, seperti kata (kata ingkar, preposisi, adverbial), fungsi sintaksis
(subjek, objek, predikat), klausa, silabi kata, titi nada, dan yang lain
(Sudaryanto, 1993:15-16).
- Catatan
Dalam sejarah kehidupan linguistik
tampak kedua jenis metode itu dipakai entah secara silih berganti entah secara
bersama-sama. Hal itu tercermin dari tat nama yang dipakai sampai kini.
Penyebutan yang cukup populer seperti
kata depan atau preposisi, awalan atau prefiks, dam akhiran atau sufiks serta
penyebutan yang lebih teknis seperti antecedet atau pendahulu, letak kanan,
letak kiri, lekat kanan. lekat kiri, subjek di depan predikat, kesemuanya
merupakan penyebutan yang berdasarkan metode padan yang ortografis. Penyebutan
itu berdasarkan penampakan satuan lingual yang bersangkutan pada tulisan latin
yang berderet horizontal ke kanan. demikian pula penyebutan pelaku, penderita,
pemilik, dan banyak lainnya, juga berdasarkan metode padan: dalam hal ini,
metode padan yang referensial. Penyebutan pelaku dan seterusnya itu
mengingatkan orang pada peran konkret dalam peristiwa yang diungkapkan oleh
bahasa.
Sementara itu, penyebutan imbuhan atau
afiks, kata dasar, kata sambung, induk kalimat, kata inti, pelengkap, dan banyak
lainnya, lebih merupakan penyebutan berdasarkan metode agih. Imbuhan diimbuhkan
pada satuan lingual lain; kata dasar mendasari pembentukan satuan lingual yang
bentuknya lebih ‘besar’ kata sambung menyambung dua macam satuan lingual; induk
kalimat ‘menginduki’ kalimat lain disebut anak kalimat demi pembentukan kalimat
yang lebih ‘besar’ yang biasa disebut kalimat majemuk dan seterusnya.
DAFTAR PUSTAKA
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa, Pengantar Penelitan Wahana
Kebudayaan Secara Linguistik. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.
Good job.
BalasHapusuntuk meneliti istilah budaya dalam novel hasil terjemahan bagusnya pake yang mana yah kak?
BalasHapus